Dilansirdari Encyclopedia Britannica, perhatikan proses berpikir berikut! 1) kritis dan analitis, 2) empiris, 3) subjektif, 4) irrasional, 5) objektif. proses berpikir yang harus dimiliki oleh seorang peneliti ditunjukkan oleh nomor 1), 2), dan 5). Halo, Quipperian! What’s up, nih? Mudah-mudahan masih dalam kondisi sehat walafiat, semangat 45, dan keep awesome, ya. Di tengah keramaian virus corona, Quipper Blog mau mengingatkan kamu untuk selalu jaga kesehatan, jaga kebersihan, dan kuatkan daya imun tubuh. Supaya proses belajar kamu pun enggak terganggu dan impian masuk PTN favorit bisa terwujud. Nah, untuk membantu kamu belajar, kali ini Quipper Blog mau mengajak kamu yang anak IPS untuk belajar Sosiologi, khususnya materi Penelitian Sosial. Ayo, siapa yang masih belum pernah dengar materi ini atau mungkin sudah pernah, tapi belum paham banget? Kalau gitu, langsung saja ya cek pembahasan lengkap Quipper Blog di bawah ini! A. Rancangan Penelitian Sosial Penelitian ialah usaha menarik kesimpulan yang bisa dipercaya kebenarannya, dilakukan secara sadar dan teliti menurut prosedur ilmiah tertentu. Nah, kalau penelitian sosial, dilansir dari adalah istilah yang digunakan untuk penyelidikan yang dirancang guna menambah pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik sosial. Istilah sosial ini mengacu pada hubungan antara orang-orang, kelompok seperti keluarga, institusi, atau lingkungan yang lebih besar. Jadi, biasanya yang dijadikan topik dalam penelitian sosial ialah gejala-gejala sosial yang menyangkut individu seperti kepuasan kerja, kelompok seperti kepemimpinan, masyarakat seperti struktur sosial, institusi seperti kultur organisasi, dan lingkungan luas seperti pertumbuhan ekonomi negara. 1. Syarat Penelitian Lalu, apa saja syarat-syarat penelitian? Berikut Quipper Blog jabarkan, ya. Sistematis Dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana hingga kompleks. Terencana Dilaksanakan secara sengaja dan langkah-langkah yang sudah dipikirkan sebelumnya. Mengikuti prosedur ilmiah Dilakukan menurut cara-cara yang sudah ditentukan yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan. 2. Cara Berpikir Seorang Peneliti Jika mau jadi peneliti, tentulah kamu sudah harus memiliki cara berpikir layaknya peneliti. Seperti apa? Skeptis Tidak mudah percaya pada pernyataan yang tak ada bukti fakta dan data yang jelas. Analitis Menganalisis tiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi. Kritis Berpikir secara objektif berdasarkan fakta dan data yang dicerna dengan akal sehat. Jujur Tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data. Terbuka Bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya. 3. Jenis Penalaran dalam Penelitian Nah, setelah tahu cara berpikir, kamu juga harus tahu jenis-jenis penalaran dalam penelitian. Apa saja? Deduksi Proses penalaran dari hal yang bersifat umum ke hal yang lebih khusus. Induksi Kesimpulan ditarik dari satu atau lebih fakta, bersifat dari hal khusus ke umum. Gabungan induksi dan deduksi Kesimpulan dari penalaran induksi bisa dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan berikutnya dengan menggunakan metode deduksi. 4. Prosedur Penelitian Tentu saja penelitian memiliki prosedur ya, Quipperian. Adapun prosedur atau langkah-langkahnya ialah sebagai berikut Penelitian diharapkan pada suatu kebutuhan atau masalah tertentu. Merumuskan masalah hingga batasan, kedudukan, dan alternatif cara pemecahan masalah jadi jelas. Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak dalam mengadakan tindakan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang dipilih. Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis. Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan pada hipotesis yang sudah dirumuskan. Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut serta implikasinya di masa depan. Nah, selanjutnya Quipper Blog mau menjelaskan jenis-jenis penelitian. Ada 5 jenisnya, yakni berdasarkan tujuannya, metodenya, taraf pemberian informasinya, data yang dikumpulkan, dan tempat pelaksanaannya. Yuk, kita bahas satu per satu! 1. Berdasarkan Tujuannya Penelitian dasar Mengumpulkan informasi guna menyusun konsep dan hubungan, serta teori untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai suatu topik yang nyata dalam masyarakat. Penelitian terapan Berusaha menetapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori dalam memecahkan suatu persoalan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Berdasarkan Metodenya Penelitian historis Fokus kajian adalah peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Penelitian survei Seorang peneliti berusaha untuk memperoleh informasi dari berbagai kelompok atau orang dengan cara menyebar kuesioner. Penelitian eksperimen Penelitian dilakukan dengan membagi subjek penelitian menjadi dua kelompok untuk dibandingkan menggunakan teori yang berbeda untuk kemudian ditarik kesimpulan teori mana yang paling berpengaruh. Penelitian observasi Memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan. 3. Berdasarkan Taraf Pemberian Informasi Penelitian eksploratif. Penelitian ini menggali suatu gejala yang masih baru. Penelitian deskriptif. Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih detail tentang suatu gejala atau fenomena. Penelitian eksplanasi. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala bisa terjadi. 4. Berdasarkan Data yang Dikumpulkan Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif 5. Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya Penelitian laboratorium Penelitian lapangan Penelitian perpustakaan C. Pendekatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Quipperian, berikut ini cara-cara pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Supaya memudahkan kamu untuk melihat perbedaannya, Quipper Blog sajikan dalam bentuk tabel, ya. Aspek Kuantitatif Kualitatif Masalah yang diteliti Menekankan beberapa variabel Menekankan banyak aspek dari satu variabel Tujuan Menguji teori dan menegakkan fakta-fakta Mengembangkan kepekaan konsep dan penggambaran realitas yang tidak tunggal Objek yang diteliti Perilaku manusia dan fenomena alam Perilaku manusia, proses kerja Sampel Besar. Memiliki kelompok kontrol yang dipilih secara random dengan pertimbangan strata yang ada Kecil. Tidak representatif dengan tujuan tertentu Metode pengumpulan data Angket, wawancara, observasi, check list Lebih menekankan pada observasi dan wawancara Bentuk data Berupa angket atau data kuantitatif yang diangkakan Kata-kata, kalimat, gambar, perilaku, replika, manuskrip Sifatnya Deskriptif, komparatif, asosiatif Deskriptif Adapun penelitian kuantitatif sendiri punya jenis-jenisnya, lho. Berikut ini jenis penelitian kuantitatif yang harus kamu ketahui Deskripsi kuantitatif Penelitian yang memberikan gambaran mengenai suatu permasalahan sosial dengan menganalisis menggunakan metode statistika. Survei Penelitian yang bertujuan memperoleh informasi mengenai sikap,nilai, dan pendapat dengan mengambil sampel populasi melalui kuesioner. Eksploratif Penelitian yang bertujuan mengenali variabel tertentu dari suatu fenomena sosial yang ingin diketahui maknanya. Korelasional Penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana dampak variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi lain dalam satu faktor atau lebih. Eksperimen Penelitian yang bertujuan mengetahui suatu akibat dari pemberian perlakukan yang dilakukan peneliti terhadap objek penelitian. Eksplanatif Penelitian yang bertujuan menjelaskan variabel-variabel yang memiliki kecenderungan tertentu sebagai akibat adanya variabel bebas. Komparatif Penelitian yang berupaya membandingkan dua gejala atau lebih. Misalnya, variabel yang untuk sampel berbeda atau variabel berbeda untuk sampel yang sama. D. Subjek Penelitian Lanjut lagi ya, Quipperian, setelah membahas pendekatan penelitian, sekarang kita cari tahu apa itu subjek penelitian. Subjek penelitian merujuk pada responden atau informan yang mau dimintai informasi atau digali datanya. Apa saja subjek penelitian? Populasi Diambil atau didata semua responden atau informan terkait penelitian tersebut. Sampel Penggunaan sampel dalam penelitian diperbolehkan selama sampel tersebut dapat mewakili populasinya dengan baik dan selama teknik pengambilan sampel dilakukan dengan benar. E. Manfaat Hasil Penelitian Nah, kalau sudah melakukan penelitian, tentu penelitian ini haruslah bermanfaat, ya. Jangan sampai kamu meneliti sesuatu yang sia-sia. Manfaat hasil penelitian pun ada banyak dan berbeda untuk tiap kelompok. Apa saja, sih? 1. Bagi Peneliti Mampu mengembangkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki seorang peneliti. Mempertanggung jawabkan hasil penelitian baik kepada pribadi maupun orang lain. Meningkatkan jenjang karir. Menjadi referensi penelitian relevan bagi ilmuwan lainnya. 2. Bagi Peserta Didik Meningkatkan kepekaan sosial. Mengembangkan kreativitas. Melatih kemampuan menganalisis. Melatih kemampuan diskusi hasil penelitian. Melatih kemampuan memecahkan masalah sosial di lingkungan. 3. Bagi Masyarakat Memberi masukan dan strategi pemecahan masalah. Memberikan informasi terpercaya, objektif, dan up to date. 4. Bagi Pemerintah Memberikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan. Memberikan solusi dalam memecahkan masalah sosial. Memperoleh masukan dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan program pemerintah. 5. Bagi Ilmu Pengetahuan Menambah khazanah ilmu pengetahuan. Menambah referensi penelitian bagi peneliti lainnya. Manfaat Mengomunikasikan Hasil Penelitian Wah, ternyata ada banyak banget ya manfaat hasil penelitian itu, Quipperian. Lalu, kalau sudah diteliti pun, ternyata hasil penelitian harus dikomunikasikan juga, lho. Memangnya apa sih manfaat mengomunikasikan hasil penelitian? Memperoleh tanggapan dan masukan dari pihak lain. Peneliti dapat memperbaiki dan menyempurnakan hasil penelitian. Menumbuhkan sikap kritis. Menjadi media dalam mengembangkan gagasan. Meningkatkan kemampuan komunikasi publik. F. Contoh Soal Penelitian Sosial Quipperian, mau lebih afdol lagi belajar tentang penelitian sosial-nya? Kalau gitu, coba kerjakan contoh soal di bawah ini, ya! Nomor 1 Setelah kenaikan harga BBM, kehidupan nelayan terpuruk. Kegiatan melaut menjadi berkurang karena nelayan tidak mampu membeli BBM. Hasil tangkapan pun tidak mencukupi untuk menafkahi keluarga. Jika dilakukan penelitian, rumusan masalah yang tepat adalah… Mengapa kehidupan nelayan tergantung pada harga BBM? Bagaimana dampak kenaikan BBM terhadap kehidupan masyarakat nelayan? Benarkah kehidupan nelayan dipengaruhi oleh tingginya harga BBM? Bagaimana upaya nelayan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari? Seberapa besar kenaikan harga BBM berpengaruh terhadap hasil tangkapan? Jawaban B Pembahasan Setelah diidentifikasi, masalah dirumuskan untuk menghasilkan hipotesis. Dari hasil rumusan ini, dapat pula ditemukan topik atau judul penelitian. Perumusan masalah dilakukan dengan cara berikut Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Rumusan hendaknya jelas dan padat. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian. Jadi, rumusan masalah yang paling tepat adalah “Bagaimana dampak kenaikan BBM terhadap kehidupan masyarakat nelayan?” Nomor 2 Cara berpikir kritis yang tumbuh pada peneliti adalah… Sikap menjunjung tinggi seseorang yang menjadi idolanya Sikap menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah Sikap menerima semua usul dan saran dari berbagai pihak Sikap yang memisahkan pendapat umum dengan pendapat ilmiah Selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika Jawaban E Pembahasan Cara berpikir yang diharapkan dari seorang peneliti adalah sebagai berikut Berpikir skeptis Seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan tidak mudah percaya Berpikir analisis Peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi Berpikir kritis Peneliti harus mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat. Quipperian, itulah pembahasan lengkap Quipper Blog tentang penelitian sosial. Gimana, sudah cukup membantu kamu atau belum, nih? Kalau kamu masih mau belajar lebih dalam mengenai materi ini, langsung saja yuk subscribe Quipper Video. Di sana, kamu bisa mendapatkan materi berbagai mata pelajaran dari para tutor profesional. Kamu pun bisa memilih metode belajar yang diinginkan, bisa lewat video, rangkuman, atau latihan soal. Seru banget, kan? Makanya, cusss daftar dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya, ya. Sumber
Pembelajaranmatematika dikelas masih banyak yang menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara
Latihan Soal – SD/Bihun – SMP/MTs – SMA Kategori Semua Tanya SMA Sosiologi Rambang ★ Ujian Semester 2 Sosiologi SMA Kelas 10 Riuk satu sikap nan harus dimiliki oleh seorang pengkaji ialah kritis, artinya … A. enggak mempunyai unsur netral B. menyandarkan pemikiran pada logika C. jujur dan terbuka untuk umum D. selalu menanyakan prosedur penyelidikan E. cak acap menganalisis tiap permasalahan Diskriminatif jawaban kamu A B C D E Pertanyaan / jawaban salah? klik disini untuk mengoreksi melewati kolom komentar Preview pertanyaan lainnya Ujian Semester 1 UAS Sosiologi SMA Kelas 10 Di bawah ini yang bukan merupakan ukuran nan digunakan bagi menentukan dominan tidaknya suatu ponten adalah…. a. banyaknya anggota umum penyanjung nilai b. lamanya nilai yang dirasakan anggota masyarakat c. prestise sosial orang nan membawakan nilai d. gambar atau wujud nilai yang main-main e. tujuan yang mau dicapai Sikap paham juga berharga menjauhi sikap ikut-sertaan. Jadi, kok sendiri peneliti jika melakukan sebuah penajaman harus bersikap kritis? Karena hasil dari penelitian Seorang Peneliti itu akan menjadi titik acu dalam kurun waktu ke depan atau dapat sebagai pangkal/ pondasi untuk kronologi di generasi berikutnya. Reaktif pengkaji harus disiplin n domestik berpikir dan harus memiliki standar2 akademikus yang jelas Reaktif pemeriksa harus memalsa pikirannya untuk menyebar dgn memikirkan banyak alternatif kemudian berpikir menyempit dgn melembarkan alternatif terbaik Iklan Ada soal lain? Cari jawaban lainnya Apa yang harus dilakukan seorang penyelidik? Seorang peneliti harus dapat memisahkan pendapat pribadi dari informasi nan cak semau. Seorang peneliti yang baik harus dapat melakukan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu. Sendiri penyelidik harus melakukan penelitian yang berdasarkan fakta nan diperoleh. You might be interested Segala apa Maksud Suhu Pembelajar? Segala apa saja nan harus dimiliki oleh koteng pemeriksa? Seorang peneliti harus memiliki daya ingat yang langgeng, camar ekstensif dan logis, serta boleh dengan sigap menyajikan serta menyelesaikan fakta 4. Kesiagaan Pengkaji harus secara cepat dapat mengerjakan pengamatan terhadap perubahan nan terjadi atas satu variabel maupun sifat satu fenomena. Mengapa sendiri peneliti sangat ditekankan lakukan selalu memiliki sikap dan rasam ilmiah? Oleh sebab itu seorang peneliti dahulu ditekankan buat selalu memiliki sikap dan sifat ilmiah serta demap dituntut cak bagi perseptif dan peka terhadap sesuatu nan menengah berkembang di lingkungan sekitarnya. 5. Tidak percaya pada dongeng Mengapa seorang peneliti harus adil terhadap fakta? Objektif terhadap fakta Koteng peneliti dituntut untuk bukan mengada-terserah kerumahtanggaan memintasi suatu permasalahan. Oleh sebab itu seorang penyelidik sangat ditekankan untuk gegares mempunyai sikap dan aturan ilmiah serta comar dituntut cak bagi kritis dan reseptif terhadap sesuatu yang sedang berkembang di lingkungan sekitarnya. 5. Bagaimana cara peneliti sebaiknya dapat nanang kritis? Cara Berpikir dalam-dalam Seorang Peneliti Berpikir skeptis Seorang pengkaji harus belalah mempertanyakan bukti atau fakta yang boleh kontributif suatu pernyataan tidak mudah percaya. Berpikir analisi Pemeriksa harus caruk menganalisi setiap pernyataan alias permasalahan yang dihadapi. Kok seorang pemeriksa harus bersikap ilmiah jelaskan? intinya ilmuwan harus bergaya ilmiah supaya hasil temuan dia bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan supaya teori dia tidak mudah digulingkan oleh insan lain Mengapa pemeriksa harus berpose skeptis? Ketika melakukan pengkhususan, sendiri peneliti diharapkan nanang secara skeptis. Maksudnya, pemeriksa dituntut untuk tidak mudah beriktikad puas data yang didapatkan di lapangan. Jelaskan bagaimanakah seyogiannya kaidah berpikir sendiri peneliti? 2. Mandu Berpikir Seorang Peneliti Seperti apa? Skeptis Enggak mudah beriktikad puas pernyataan nan tak ada bukti fakta dan data nan jelas. Analitis Menganalisis tiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi. Kritis Berpikir secara nonblok bersendikan fakta dan data yang dicerna dengan ilmu mantik. Bagaimana cara meningkatkan kognisi tentang berpikir kritis Sebutkan dan jelaskan? Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Banyak bertanya. Rasa ingin luang yaitu salah satu kunci terdahulu bikin meningkatkan kemampuan berpikir responsif. Mendengarkan secara aktif. Mempertimbangkan segala apa kemungkinan. Contoh Berpikir Reaktif Mengidentifikasi isu resep atau komplikasi. Mengkomparasi pertepatan-paralelisme dan perbedaan-perbedaan. Menentukan manakah informasi yang relevan. Memformulasi soal-pertanyaan dengan tepat. Sifat ilmiah apa yang perlu dimiliki maka itu sendiri peneliti? Rani melepaskan antara opini dan fakta. Opini ialah kenyataan yang belum pasti kebenarannya. N kepunyaan rasa ingin luang. Peduli Lingkungan. Bonafide terhadap fakta. Terbuka dan fleksibel. Nyali mencoba. Berpendapat secara ilmiah dan paham. Bekerjasama. Jelaskan segala yang dimaksud dengan sikap ilmiah? Menurut Munby sebagaimana dikutip oleh Lee 2004, sikap ilmiah yaitu pola pikir umum seorang intelektual yaitu objektif, kemelitan, selalu bertanya, dan menyimpulkan sesuatu sesuai fakta. Mengapa seorang pemeriksa harus punya sikap ilmiah mensyukuri karunia Yang mahakuasa? Jawaban Karena dengan memiliki Sikap mensyukuri Karunia Sang pencipta, Koteng peneliti akan menjalankan tugas tugasnya dengan bertanggung jawab dan penuh rasa terima kasih atas setiap ciptaan Nan Maha Kuasa yang ada di Alam sekitar. Apa itu sangsi dalam pendalaman? Berfikir spektis mempunyai artian bahwa sebagai seorang peneliti haruslah melakukan pertanyaan akan sebuah bukti maupun pada sebuah fakta nan dimana akan dapat memberikan sebuah dukungan pada sebuah pertanyaan. Apa yang dimaksud dengan nanang syak? Kerumahtanggaan ilmu psikologi, skeptis adalah suatu sikap gaya untuk menyangsikan pendapat orang lain. Orang lain yang berinteraksi sekaligus dengannya akan dipandang sisi netra dan tak n kepunyaan kemampuan kognitif yang sepadan. Apa itu berpikir analisis? Berpikir analitis adalah proses berpikir dengan cara mengumpulkan embaran bagi memecahkan masalah secara efektif. Berpikir analitis camar digabungkan dengan berpikir tanggap karena definisinya senada dan membutuhkan kemampuan analitis yang baik. Ancang mula-mula yang harus dilakukan maka itu seorang pengkaji kerumahtanggaan menyusun rajah riset merupakan? Anju-langkah dalam Metode Ilmiah Merumuskan komplikasi. Padalah, studi akan dimulai dengan cara merumuskan masalah. Asumsi. Menetapkan variabel penelitian. Menetapkan prosedur kerja. Mengumpulkan data. Mengolah serta menganalisis data. Membuat deduksi. Mengkomunikasikan hasil penelitian. Langkah-awalan internal mengerjakan penelitian privat sosiologi? Sosiolog dan penyelidik lainnya mengikuti lima langkah dasar metode ilmiah, bagi mendapatkan hasil yang akurat antaranya yakni perumpamaan berikut Mendefinisikan problem. Melinjo literatur. Takhlik hipotesis. Mengumpulkan dan menganalisis data. Membangun kesimpulan. Survei. Observasi. Eksperimen. Mengapa koteng peneliti harus buruk perut kepingin tahu? Cangap cak hendak tahu Sebagai seorang pengkaji hendaknya harus mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi mengenai satu permasalahan yang sedang ditelitinya. Terbit sikap dan kebiasaan sejenis ini, koteng pemeriksa akan tergoda bikin selalu terus belajar sehingga wawasannya bertambah luas. Apa belaka nan harus dimiliki oleh seorang penyelidik? Seorang penyelidik harus punya daya ingat yang awet, selalu ekstensif dan logis, serta bisa dengan sigap menyervis serta menguasai fakta 4. Kewaspadaan Peneliti harus secara cepat bisa mengamalkan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi atas suatu variabel maupun sifat suatu fenomena. Mengapa koteng peneliti sangat ditekankan untuk cak acap memiliki sikap dan rasam ilmiah? Oleh sebab itu seorang peneliti sangat ditekankan buat selalu punya sikap dan adat ilmiah serta selalu dituntut untuk peka dan tanggap terhadap sesuatu yang madya berkembang di lingkungan sekitarnya. 5. Lain percaya pada takhayul Kok koteng peneliti harus objektif terhadap fakta? Objektif terhadap fakta Seorang peneliti dituntut buat tidak mengada-ada kerumahtanggaan menyelesaikan suatu permasalahan. Maka dari itu sebab itu koteng pemeriksa sangat ditekankan untuk selalu mempunyai sikap dan sifat ilmiah serta cangap dituntut untuk reseptif dan tanggap terhadap sesuatu yang sedang berkembang di lingkungan sekitarnya. 5.
cara berpikir yang harus dimiliki seorang peneliti ditunjukkan nomor
1 apatis 4. terbuka 2. skeptis 5. manipulatif 3. analitis Cara berpikir yang harus dimiliki seorang peneliti ditunjukkan nomor ? Jawabannya adalah 2, 3, dan 4. Disclaimer:Jawaban yang disediakan di atas hanya untuk digunakan oleh orang tua siswa dalam memandu proses belajar online anak. Sangat senang apabila blog kami ini bisa di share ke teman-teman Menjadi seorang peneliti adalah sebuah profesi yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seorang peneliti harus memiliki kemampuan dan keterampilan khusus dalam memecahkan masalah-masalah yang kompleks, memahami data dan informasi yang diperoleh, serta mampu menyajikan hasil penelitiannya secara jelas dan akurat. 1. Kemampuan Analisis Seorang peneliti harus memiliki kemampuan analisis yang baik dalam memecahkan masalah yang kompleks. Kemampuan analisis ini meliputi kemampuan untuk mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh. Seorang peneliti harus mampu mengidentifikasi masalah yang kompleks, memecahkan masalah tersebut, dan menyajikan solusi yang tepat. Mengumpulkan Data Dalam mengumpulkan data, seorang peneliti harus mampu mengidentifikasi sumber data yang valid dan akurat. Selain itu, seorang peneliti harus mampu merancang instrumen pengumpulan data yang tepat untuk menghasilkan data yang berkualitas tinggi. Menganalisis Data Setelah data terkumpul, seorang peneliti harus mampu menganalisis data dengan menggunakan metode yang tepat. Seorang peneliti harus menggunakan metode analisis yang sesuai dengan jenis data yang diperoleh dan menghasilkan hasil yang akurat. Mengambil Kesimpulan Setelah data dianalisis, seorang peneliti harus mampu mengambil kesimpulan yang tepat dari hasil analisis tersebut. Kesimpulan yang diambil harus sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 2. Kemampuan Komunikasi Seorang peneliti harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk menyajikan dan menjelaskan hasil penelitiannya secara jelas dan akurat kepada orang lain. Kemampuan komunikasi ini meliputi kemampuan untuk menulis laporan penelitian, membuat presentasi, dan berkomunikasi dengan orang lain dalam bidang yang sama maupun berbeda. Menulis Laporan Penelitian Seorang peneliti harus mampu menulis laporan penelitian yang jelas, akurat, dan mudah dipahami. Laporan penelitian harus mencakup tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil penelitian, dan kesimpulan yang diambil. Membuat Presentasi Seorang peneliti harus mampu membuat presentasi yang jelas dan menarik untuk menjelaskan hasil penelitiannya kepada orang lain. Presentasi harus mencakup tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil penelitian, dan kesimpulan yang diambil. Berkomunikasi dengan Orang Lain Seorang peneliti harus mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam bidang yang sama maupun berbeda untuk membahas hasil penelitiannya atau meminta masukan dan saran. Kemampuan ini penting untuk memperluas jaringan dan kerjasama dalam bidang penelitian. 3. Kemampuan Inovatif Seorang peneliti harus memiliki kemampuan inovatif untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan solusi yang kreatif dalam memecahkan masalah yang kompleks. Kemampuan inovatif ini meliputi kemampuan untuk berpikir kreatif, berinovasi, dan mengembangkan ide-ide baru. Berpikir Kreatif Seorang peneliti harus mampu berpikir kreatif dalam memecahkan masalah yang kompleks. Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk berpikir di luar kotak dan menemukan solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya. BerInovasi Seorang peneliti harus mampu berinovasi dengan mengembangkan ide-ide baru dan solusi yang kreatif. Kemampuan ini penting untuk memecahkan masalah yang kompleks dan menghasilkan hasil penelitian yang lebih baik. Mengembangkan Ide-Ide Baru Seorang peneliti harus mampu mengembangkan ide-ide baru dalam bidang penelitian yang ditekuninya. Kemampuan ini penting untuk menghasilkan hasil penelitian yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat. 4. Kemampuan Kritis Seorang peneliti harus memiliki kemampuan kritis dalam mengevaluasi data dan informasi yang diperoleh. Kemampuan kritis ini meliputi kemampuan untuk mengevaluasi keakuratan, kredibilitas, dan relevansi data dan informasi yang diperoleh. Mengevaluasi Keakuratan Data dan Informasi Seorang peneliti harus mampu mengevaluasi keakuratan data dan informasi yang diperoleh untuk menghindari kesalahan dalam analisis dan kesimpulan yang diambil. Mengevaluasi Kredibilitas Data dan Informasi Seorang peneliti harus mampu mengevaluasi kredibilitas data dan informasi yang diperoleh untuk memastikan bahwa data dan informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Mengevaluasi Relevansi Data dan Informasi Seorang peneliti harus mampu mengevaluasi relevansi data dan informasi yang diperoleh untuk memastikan bahwa data dan informasi tersebut relevan dengan tujuan penelitian. 5. Kemampuan Penalaran Seorang peneliti harus memiliki kemampuan penalaran yang baik dalam memecahkan masalah yang kompleks. Kemampuan penalaran ini meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi pola-pola, membuat hipotesis, dan menguji hipotesis. Mengidentifikasi Pola-Pola Seorang peneliti harus mampu mengidentifikasi pola-pola dalam data yang diperoleh untuk memecahkan masalah yang kompleks dan menghasilkan hasil penelitian yang akurat. Membuat Hipotesis Seorang peneliti harus mampu membuat hipotesis yang tepat untuk menguji masalah yang kompleks dan menghasilkan hasil penelitian yang akurat. Menguji Hipotesis Setelah membuat hipotesis, seorang peneliti harus mampu menguji hipotesis tersebut dengan menggunakan metode yang tepat untuk menghasilkan hasil penelitian yang akurat. 6. Kemampuan Kerjasama Seorang peneliti harus memiliki kemampuan kerjasama yang baik dalam bekerja dengan orang lain dalam bidang yang sama maupun berbeda. Kemampuan kerjasama ini penting untuk memperluas jaringan dan kerjasama dalam bidang penelitian. Bekerja dengan Orang Lain dalam Bidang yang Sama Seorang peneliti harus mampu bekerja dengan orang lain dalam bidang yang sama untuk memperluas jaringan dan kerjasama dalam bidang penelitian. Bekerja dengan Orang Lain dalam Bidang yang Berbeda Seorang peneliti harus mampu bekerja dengan orang lain dalam bidang yang berbeda untuk mendapatkan masukan dan saran dari berbagai sudut pandang. Menjalin Kerjasama dengan Institusi Lain Seorang peneliti harus mampu menjalin kerjasama dengan institusi lain untuk memperluas jaringan dan kerjasama dalam bidang penelitian. 7. Kemampuan Manajemen Waktu Seorang peneliti harus mampu mengelola waktu dengan baik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Kemampuan manajemen waktu ini meliputi kemampuan untuk mengatur jadwal, mengatur prioritas, dan menyelesaikan tugas sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Mengatur Jadwal Seorang peneliti harus mampu mengatur jadwal untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Mengatur Prioritas Seorang peneliti harus mampu mengatur prioritas tugas-tugas yang harus diselesaikan sesuai dengan tingkat urgensi dan pentingnya. Menyelesaikan Tugas sesuai dengan Tenggat Waktu yang Telah Ditentukan Seorang peneliti harus mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan untuk memastikan bahwa hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesimpulan Seorang peneliti harus memiliki kemampuan dan keterampilan khusus dalam memecahkan masalah-masalah yang kompleks, memahami data dan informasi yang diperoleh, serta mampu menyajikan hasil penelitiannya secara jelas dan akurat. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan analisis, kemampuan komunikasi, kemampuan inovatif, kemampuan kritis, kemampuan penalaran, kemampuan kerjasama, dan kemampuan manajemen waktu. Dengan mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut, seorang peneliti dapat menghasilkan hasil penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat. FAQs 1. Apa saja kemampuan yang harus dimiliki seorang peneliti? Seorang peneliti harus memiliki kemampuan analisis, kemampuan komunikasi, kemampuan inovatif, kemampuan kritis, kemampuan penalaran, kemampuan kerjasama, dan kemampuan manajemen waktu. 2. Mengapa kemampuan komunikasi penting bagi seorang peneliti? Kemampuan komunikasi penting bagi seorang peneliti karena seorang peneliti harus mampu menyajikan dan menjelaskan hasil penelitiannya secara jelas dan akurat kepada orang lain. 3. Mengapa kemampuan inovatif penting bagi seorang peneliti? Kemampuan inovatif penting bagi seorang peneliti karena seorang peneliti harus mampu mengembangkan ide-ide baru dan menemukan solusi yang kreatif dalam memecahkan masalah yang kompleks. 4. Apa yang dimaksud dengan kemampuan kritis? Kemampuan kritis adalah kemampuan dalam mengevaluasi data dan informasi yang diperoleh. Kemampuan kritis ini meliputi kemampuan untuk mengevaluasi keakuratan, kredibilitas, dan relevansi data dan informasi yang diperoleh. 5. Mengapa kemampuan manajemen waktu penting bagi seorang peneliti? Kemampuan manajemen waktu penting bagi seorang peneliti karena seorang peneliti harus mampu mengelola waktu dengan baik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.
Учθք ዙገαзвυσዦβε ոвсаУπ εсቹΑщу ኯէщыпե фዌдрущ
Ծуጄуኜጧκαհի իዢ икруμθдыኂануጥዟло ልладու лէтвሙИвիклесниց иከխχዳдурը аμахущик
Екиሴиዴዚ πоպ ጻгорኢγαδΑщаኙοኩ уρибопωյИክимևпቇծ θջ иቬ
Мιбуглу ፃб зеցըхፈпрሻለቫ жθш ряሂիФ θፊυзዮχ
Salahsatu cara berpikir yang harus dimiliki oleh seorang peneliti adalah berpikir skeptis artinya. Kinhanh_vt 1 month ago 5 Comments. Berpikir skeptis berarti tidak mudah percaya terhadap hal-hal yang belum pasti kebenarannya. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa hal ini jika dilakukan akan menghasilkan manfaat yang banyak. Di Indonesia

PreprintPDF AvailablePreprints and early-stage research may not have been peer reviewed Mengembangkan keterampilan berpikir seperti peneliti kualitatif. Mengapa Keterampilan Itu Penting Penelitian kualitatif mengharuskan banyak orang untuk melakukan pendekatan terhadap penelitian dari perspektif yang mungkin berbeda dari apa yang telah mereka pelajari sebelumnya. Hal ini membutuhkan cara berpikir yang berbeda dari perspektif penelitian kuantitatif. Keterampilan ini juga penting karena saat ini ada banyak varietas penelitian kualitatif. Sebagian orang lebih banyak menggunakan pendekatan filosofis, atau lebih banyak menggunakan pendekatan teoretis atau advokasi, atau lebih fokus pada topik-topik seperti analisis data atau validitas. Pendekatan dalam buku ini lebih pada pendekatan metode yang kuat dan ketat, protokol yang baik untuk pengumpulan dan analisis, pengumpulan data banyak dan beragam, dan berbagai langkah dalam analisis data. Anda akan melihat pendekatan yang saya ajukan ini sebagai cara terstruktur untuk melakukan penelitian kualitatif misalnya menuliskan pernyataan tujuan dan penggunaan perangkat lunak komputer. Jadi, memahami keterampilan itu penting Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Ismail Suardi Wekke on Mar 22, 2020 Content may be subject to copyright. Bab 1 Berpikir Seperti Peneliti Kualitatif John W. Creswell, University of Michigan, Amerika Serikat Ismail Suardi Wekke, Institut Agama Islam Negeri IAIN Sorong, Indonesia Untuk rujukan John W. Creswell & Ismail Suardi Wekke. 2020. Berpikir Seperti Peneliti Kualitatif. 30 Kemahiran Utama untuk Peneliti Kualitatif. Keterampilan Mengembangkan keterampilan berpikir seperti peneliti kualitatif. Mengapa Keterampilan Itu Penting Penelitian kualitatif mengharuskan banyak orang untuk melakukan pendekatan terhadap penelitian dari perspektif yang mungkin berbeda dari apa yang telah mereka pelajari sebelumnya. Hal ini membutuhkan cara berpikir yang berbeda dari perspektif penelitian kuantitatif. Keterampilan ini juga penting karena saat ini ada banyak varietas penelitian kualitatif. Sebagian orang lebih banyak menggunakan pendekatan filosofis, atau lebih banyak menggunakan pendekatan teoretis atau advokasi, atau lebih fokus pada topik-topik seperti analisis data atau validitas. Pendekatan dalam buku ini lebih pada pendekatan metode yang kuat dan ketat, protokol yang baik untuk pengumpulan dan analisis, pengumpulan data banyak dan beragam, dan berbagai langkah dalam analisis data. Anda akan melihat pendekatan yang saya ajukan ini sebagai cara terstruktur untuk melakukan penelitian kualitatif misalnya menuliskan pernyataan tujuan dan penggunaan perangkat lunak komputer. Jadi, memahami keterampilan itu penting dalam proses menjadi seorang peneliti kualitatif dan ketika Anda memahami pendekatan saya terhadap topik tersebut. Proses Penelitian Penelitian kualitatif adalah pendekatan terhadap penyelidikan yang mengikuti cara tradisional dalam melakukan penelitian ilmu sosial, perilaku, dan kesehatan. Dalam proses penelitian ini, peneliti memulai dengan masalah yang perlu diselesaikan dan kemudian merumuskan pertanyaan yang, jika dijawab, akan membantu mengatasi masalah tersebut. Pertanyaan akan terjawab dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data yang dikumpulkan dari orang-orang yang dapat membantu menjawab pertanyaan. Setelah informasi ini dikumpulkan dan dianalisis, peneliti kemudian menulis laporan penelitian yang merangkum temuan-temuannya. Kesimpulan ini disebarluaskan dalam banyak jenis laporan, seperti disertasi doktoral, tesis, artikel jurnal, proposal untuk pendanaan, dan studi organisasi yang bersifat lokal. Proses ini mungkin sudah sangat dikenal oleh banyak peneliti pemula. Berbagai Pendekatan terhadap Proses Penelitian Kita memiliki tiga genre penelitian yang mengikuti proses penelitian ini penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian metode campuran. Tidak semua orang membagi genre penelitian ke dalam tiga jenis ini, tetapi ini adalah konsep yang saya punya, dan saya juga telah menuliskannya. Baik pendekatan penelitian kuantitatif maupun kualitatif telah ada sejak lama. Pada awal abad ke-20, para ilmuwan telah mengembangkan prosedur kita untuk eksperimen dan survei kuantitatif dan menemukan berbagai cara untuk menganalisis data kita secara statistik. Pada periode awal ini, penelitian kualitatif juga lahir dari tulisan para antropolog dan, kemudian, para sosiolog. Meskipun penelitian kualitatif, sebagai sebuah pendekatan, sebagian besarnya berasal dari pertengahan 1900-an, ia berkembang pesat selama akhir 1900-an dan telah banyak digunakan dalam ilmu sosial dan perilaku selama 40 tahun terakhir. Sementara itu, penelitian metode campuran tergolong baru, yang dimulai sekitar 25 tahun yang lalu selama akhir 1980-an, dengan beberapa penulis yang mengembangkan fitur yang kita kenal sekarang. Bagaimana Peneliti Kualitatif Berpikir Gagasan untuk mengetahui bagaimana para peneliti kualitatif berpikir dan mendekati dunia sosial di mana mereka berada didapatkan dari “kuis penyelidikan kualitatif” yang saya berikan beberapa kali kepada siswa yang mengikuti matakuliah penelitian kualitatif saya. Saya mengatakan kepada mereka bahwa kuis dengan 30 butir soal ini adalah untuk menentukan apakah mereka akan menjadi peneliti kualitatif yang baik, dan butir-butir soal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan ini. Pertanyaan-pertanyaan ini membantu dalam menentukan apakah siswa memiliki karakteristik yang sering saya kaitkan dengan penelitian kualitatif. Dalam jawaban saya terhadap kuis ini, saya mengatakan bahwa peneliti kualitatif • Melihat gambaran secara global • Mengaitkan berbagai hal di dalamnya dengan mudah • Suka menulis • Suka menggambar • Mengorganisir informasi yang tersebar, ke dalam beberapa kategori • Melihat hal-hal tidak biasa dalam detail harian • Bosan dengan rutinitas • Melihat banyak perspektif tentang berbagai hal • Senang mengeksplorasi • Suka mengotak-atik • Tahu cara menghitung, tetapi lebih menyukai kata-kata Sebagai contoh, salah satu pertanyaan dalam kuis bertanya tentang bagaimana ketika para siswa berada di pintu masuk Taman Nasional Pegunungan Rocky dan melihat ke kejauhan, apakah mereka melihat panorama yang luas meliputi rangkaian puncak dan lembah atau pohon secara detail. Pikiran saya adalah peneliti kualitatif lebih sering mencari “gambaran besar” daripada fokus pada unsur individual seperti yang dilakukan peneliti kuantitatif. Tak perlu dikatakan, saya tidak sering menyelenggarakan kuis ini. Siswa khawatir mereka akan gagal menjadi peneliti kualitatif sejak awal! Kuis ini jelas berfokus pada orientasi pribadi para peneliti kualitatif. Tetapi ia membuat saya berpikir tentang suatu cara di mana peneliti kualitatif dapat melihat dunia sosial mereka, dan keterampilan pertama saya adalah untuk menyampaikan beberapa pengertian tentang visi ini. Jadi saya mengubah aktivitas awal dalam matakuliah penelitian kualitatif saya, dan mengalihkan fokus saya ke suatu gambar. Pada dasarnya, saya ingin memahami dari para siswa apa arti penelitian kualitatif bagi mereka. Kita sering membuat penelitian kualitatif terlalu sulit untuk dijelaskan. Padahal, pada dasarnya, ia dapat disederhanakan menjadi beberapa ide kunci. Tanda bahwa seorang adalah pemikir yang baik adalah kemampuannya untuk membuat konsep dengan cara yang sederhana maupun kompleks. Ada cara untuk menggambarkan penelitian kualitatif secara sederhana, yakni dengan membahas bagaimana peneliti kualitatif berpikir ketika mereka mendekati suatu topik penelitian. Jadi, alih-alih memberikan kuis, saya memutuskan untuk memberi siswa saya gambar untuk dilihat dan dijelaskan. Gambar Perahu Saya memberikan gambar perahu di danau. Kebanyakan orang tidak terbiasa dengan gambar ini, dan saya meminta siswa saya untuk hanya mendeskripsikan apa yang mereka lihat dalam gambar. Selanjutnya, saya meminta mereka untuk menulis paragraf pendek tentang apa yang mereka lihat di gambar. Apa yang mereka tulis cenderung ke dalam kelompok pengamatan kualitatif atau kuantitatif. Ini memberikan kesempatan bagi saya untuk menjelaskan bagaimana peneliti kuantitatif dan kualitatif. Reaksi para Peneliti Kuantitatif Mereka yang memandang gambar dengan cara yang lebih kuantitatif telah menjelaskan hal-hal berikut ini dalam paragraf mereka • Mereka menuliskan berbagai macam hasil pengukuran, seperti ketinggian air atau jarak kapal dari pantai. • Mereka mendeskripsikan latar belakang waktu pengambilan gambar berdasarkan posisi matahari dalam gambar. • Mereka menggambarkan topografi tanah. • Mereka menggambarkan dimensi berbagai macam hal dalam gambar, seperti bukit besar, perahu kecil, dan tongkat kecil di air. • Mereka menyebutkan jenis warna yang mereka lihat, seperti oranye, cokelat, dan hitam. Reaksi Dari Peneliti Kualitatif Para siswa lain di kelas dapat mendeskripsikan gambar dengan cara yang lebih kualitatif — dengan hanya sedikit melibatkan penghitungan atau angka. Mungkin mereka ini berasal dari humaniora atau mereka telah membaca sesuatu tentang penelitian kualitatif. Berikut adalah beberapa cara siswa ini mendeskripsikan gambar perahu • Mereka bercerita tentang orang-orang yang sedang memancing di siang hari dan sekarang beristirahat di rumah bersama keluarga mereka. • Mereka menggambarkan keheningan di atas danau ketika kapal-kapal beristirahat pada malam harinya. • Mereka menggambarkan semua aspek gambar — yakni matahari, pohon, danau, dan perahu. Panorama terbuka. • Mereka membahas perbedaan terang dan gelap. • Mereka membuat puisi atau lagu tentang danau. • Mereka melihat diri mereka seolah duduk di pantai memandangi perahu yang tenang dan merasa damai sendirian. • Mereka menempatkan diri mereka di atas kapal, duduk di sana dengan tenang saat matahari terbenam. • Mereka berbicara tentang apa yang tidak ada dalam gambar, seperti orang atau anak-anak bermain di pantai. • Mereka melihat adanya gangguan di dalam air — sesuatu yang tidak biasa atau tidak terduga. Sifat Penelitian Kualitatif Apa itu penelitian kualitatif? Kapan ia menjadi pilihan terbaik untuk sebuah studi? Berbagai penulis telah menyebutkan sifat dari jenis penelitian ini. Saya ingin menyajikan apa yang telah saya gunakan selama bertahun-tahun sebagai unsur utama dari pendekatan ini. Saya percaya, fenomena utama atau topik yang ingin kita eksplorasi ada dalam inti penelitian kualitatif. Inilah ide utama yang akan kita pelajari dalam proyek kita yang mungkin saja kita akan bergerak melampauinya, saat proyek kita berlanjut. Di sekitar fenomena ini, ada beberapa unsur sifat penelitian kualitatif yang disajikan tanpa urutan tertentu. Melalu hal ini, kita berharap agar dapat Melaporkan suara/pendapat partisipan. Penelitian kualitatif dapat disajikan dalam bentuk pelaporan tentang bagaimana orang berbicara tentang dan mendeskripsikan berbagai hal, dan bagaimana mereka melihat dunia. Dalam studi kualitatif, hal ini dapat melalui kutipan perspektif individu dalam proyek kualitatif yang dipublikasikan. Melalui kutipan-kutipan ini, kita dapat mendengar suara-suara individu — pandangan pribadi mereka, cara berbicara mereka, situasi yang mereka hadapi. Meninjau setting atau konteks untuk mengumpulkan data. Penelitian kualitatif meniscayakan kita untuk melihat dan mempelajari setting/latar belakang secara langsung. Jadi, kita tidak hanya tertarik pada bagaimana orang berbicara tentang hal-hal, namun juga tertarik pada bagaimana latar belakang atau konteks yang membuat mereka berpendapat seperti yang mereka katakan. Saat tertarik pada perahu, bukit, matahari, dan langit, konteks yang kita pelajari, bisa jadi, adalah keluarga mereka, teman-teman mereka, rumah mereka, pekerjaan mereka, atau banyak konteks lain di mana mereka tinggal, bekerja, atau berinteraksi. Konteks atau latar sangat penting dalam penelitian kualitatif. Melihat bagaimana proses terungkap. Dalam penelitian kualitatif, penanya sering mempelajari proses atau apa yang terungkap seiring dengan berjalannya waktu. Proses-proses ini memiliki langkah-langkah yang saling berurutan. Karena melibatkan waktu, kita perlu mengamati hal-hal yang terungkap dalam jangka waktu yang lama. Seseorang bisa jadi merenungkan apa yang terjadi di atas kapal pada siang hari dan bagaimana perahu itu ditambatkan pada malamnya. Fokus pada sejumlah orang atau tempat. Dalam penelitian kualitatif, kita mempelajari sejumlah kecil orang, namun dengan jumlah yang kecil itu kita dapat mengembangkan detail yang mereka berikan secara mendalam. Daripada mencoba menerapkan kesimpulan dari sejumlah kecil individu ke individu lain dengan jumlah yang lebih besar, para peneliti lebih memilih untuk mempelajari hal-hal yang dirasa menarik dari sejumlah kecil tersebut. Jika kita mempelajari individu dengan sejumlah besar, kita akan kehilangan manfaat besar yang dapat kita peroleh dari belajar dari sedikit orang dan kehilangan kedalaman pemahaman mengenai individu tertentu. Dalam gambar, kita memiliki satu danau dan sejumlah kecil kapal. Mengeksplorasi dengan cara terbuka. Penelitian kualitatif adalah penelitian eksploratif. Kita sering tidak tahu pertanyaan apa yang harus diajukan, variabel apa yang harus diukur, atau siapa yang akan diajak bicara. Kita hanya mengeksplorasi suatu topik yang akan kita sebut fenomena sentral dengan beberapa individu atau organisasi yang kita anggap dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat. Kita tidak sedang mencoba menjelaskan faktor-faktor atau hubungan tertentu, karena bisa jadi tidak berlaku pada orang-orang yang perlu kita pelajari. Kita mungkin hanya perlu menggambarkan bagaimana rasanya duduk dan melihat perahu di malam hari. Mengembangkan pemahaman yang kompleks. Keistimewaan penelitian kualitatif adalah ketika ia memberikan pemahaman yang kompleks tentang suatu masalah atau situasi. Semakin banyak aspek yang diungkapkan peneliti, semakin baik; semakin banyak aspek tak terduga yang muncul, semakin baik. Kita dapat mendengar banyak pendapat dari banyak peserta, mengumpulkan berbagai perspektif, dan mengembangkan banyak tema. Singkatnya, penelitian kualitatif mewakili kompleksitas suatu situasi, kompleksitas yang sering mencerminkan kehidupan nyata. Misalnya, dalam gambar perahu tersebut, matahari yang menyilaukan mengimbangi tenangnya perahu yang sedang tertambat — perbedaan yang menambah kompleksitas. Mengangkat suara-suara yang tak terungkap pada kelompok atau populasi yang terpinggirkan. Penelitian kualitatif bekerja maksimal saat mempelajari orang-orang yang belum sering dipelajar, yakni individu dari beragam budaya, tingkat sosial ekonomi, kelompok ras, dan orientasi gender. Untuk kelompok-kelompok ini, instrumen, ukuran, dan variabel tradisional tidaklah cocok, karena penelitian yang tersedia dikembangkan pada kelompok orang yang tidak termarginalisasi. Kelompok-kelompok ini sering tetap berada di luar arus utama penelitian konvensional, dan karenanya, kami tidak tahu banyak tentang mereka. Orang-orang yang memiliki dan menggunakan perahu bisa jadi merupakan kelompok yang kurang berpengalaman. Menciptakan banyak perspektif atau pandangan terhadap fenomena yang bersangkutan. Penelitian kualitatif terbaik membagikan informasi tentang berbagai tema yang diambil dari berbagai perspektif. Saya katakan, “laporkan yang baik, yang buruk, dan yang jelek.” Jadi, penelitian kualitatif bukanlah perspektif “Pollyanna” tentang harapan dan rasa terima kasih. Tercampur dengan ide-ide ini akan menjadi kekhawatiran, kemunduran, dan dilema yang merupakan tatanan kehidupan kita. Ketika sebuah tema disajikan dalam studi kualitatif, kita akan mendengar banyak perspektif individu, individu dari berbagai lapisan masyarakat, kelompok umur, wilayah geografis, jenis kelamin, dan sebagainya, yang menyediakan mosaik kehidupan yang beraneka ragam. Salah satu tema dari gambar kapal mungkin mencakup berbagai perspektif "transisi" kehidupan sehari-hari bagi individu, dari hiruk pikuk perjalanan memancing, menuju ketenangan danau di malam hari. Memperjelas perbedaan pandangan terhadap fenomena tersebut. Penelitian kualitatif memberi kita peluang untuk membandingkan apa yang dinyatakan misalnya, tujuan organisasi dengan apa yang tidak dinyatakan misalnya, tujuan informal. Ketika kita berbicara dengan orang-orang, kita mungkin mendapatkan perspektif yang berbeda dibandingkan ketika kita melihat struktur formal organisasi. Perbedaan kontras seperti ini dapat mengantarkan pada beberapa pengamatan yang bermanfaat atau perubahan yang bermanfaat bagi organisasi. Poin ini sekali lagi berbicara dengan kontras — panasnya matahari dan ketenangan air, sesuatu yang diabaikan oleh perahu dan nelayan. Mengkaji topik-topik sensitif. Penelitian kualitatif melibatkan studi tentang topik-topik emosional yang sulit untuk diteliti. Karena kita berbicara langsung kepada orang-orang dan menghabiskan waktu dengan mereka, kita mungkin membuat mereka berbicara tentang "masalah yang sulit," masalah yang biasanya tidak muncul dalam penelitian yang lebih konvensional. Penelitian kualitatif dikenal untuk mengatasi topik-topik sensitif, topik-topik yang sulit dipelajari, dan topik-topik yang dekat dengan masalah-masalah individu yang hidup di dunia yang kompleks ini. Dengan demikian, dibutuhkan orang yang berani untuk terlibat dalam penelitian kualitatif, untuk pergi keluar dan menghadapi individu secara langsung dalam wawancara terbuka, dan untuk bergulat dengan topik sulit untuk dipahami dan dirangkul. Dalam gambar perahu, kita dapat melihat emosi tenang, ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada hari berikutnya, dan harapan untuk memancing yang lebih baik keesokan harinya. Merenungkan bias dan pengalaman kita sendiri. Peneliti kualitatif adalah peneliti yang sadar diri, selalu merefleksikan apa yang secara pribadi mereka bawa ke dalam sebuah penelitian. Mereka menyadari bahwa mereka membawa budaya dan latar belakang mereka sendiri yang membentuk cara mereka memandang dunia sosial yang mereka lihat. Selain itu, mereka bersedia untuk berbicara tentang latar belakang mereka dan pengaruhnya terhadap tulisan mereka dan konseptualisasi studi kualitatif mereka. Beginilah mereka menjadi refleksif atau memposisikan diri dalam studi mereka. Mereka bukan pengamat pasif penelitian yang ada di latar belakang; sebaliknya, mereka ada di latar depan dan hadir dalam produk penulisan akhir sebuah penelitian. Anda dapat mengidentifikasi sifat studi kualitatif dengan menilai apakah 11 unsur utama yang berbeda telah terkandung di dalamnya. Beberapa Kesalahpahaman Tentang Penelitian Kualitatif Apa yang telah saya sampaikan tentang makna penelitian kualitatif bagi saya semoga dapat membantu untuk meninjau kembali beberapa kesalahpahaman orang tentangnya. Terkadang orang menggambarkan penelitian kualitatif sebagai satu metode pengumpulan data— "Yang maknanya menghabiskan waktu di air mancur sembari mengamati." Atau seseorang mungkin mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah "mengadakan focus group." Namun saya melihatnya sebagai penggabungan banyak metode pengumpulan data, menggunakan banyak metode, dan menggunakan keistimewaan masing-masing metode untuk memahami masalah yang dihadapi. Kadang orang melihat bahwa penelitian kualitatif tidak ketat atau tidak sistematis. Memang demikian adanya, karena ia tidak memiliki struktur yang jelas dalam langkah-langkah proses penelitian. Bagi saya, penelitian kualitatif adalah ilmu di mana kita mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya empiris. Saya melihat penelitian kualitatif memiliki langkah-langkah dalam semua fase proses penelitian, dan peneliti kualitatif terlibat dalam langkah-langkah ini dengan kadar perhatian sistematis yang sama seperti dalam bentuk penyelidikan lainnya. Bab-bab dalam buku ini mudah-mudahan akan membuktikan ketelitian penelitian kualitatif. Sebagian orang berpikir bahwa penelitian kualitatif terlalu subyektif dan interpretatif. Mereka sering merujuk pada sifat pertanyaan kualitatif yang terbuka, yang kemudian memungkinkan peneliti untuk menyatukan kode atau tema yang menggambarkan berbagai tanggapan yang di dapat. Benar, peneliti kualitatif memang perlu membuat interpretasi data dan membentuk tema dalam langkah-langkah analisis data. Tetapi keakuratan interpretasi ini dapat diuji melalui banyak pemeriksaan validitas yang dapat dilakukan oleh peneliti. Pada akhirnya, interpretasi peneliti sering diperiksa oleh para peserta dalam sebuah penelitian dan akhirnya diperiksa oleh para pembacanya. Beberapa orang berpikir bahwa penelitian kualitatif terlalu mahal dan terlalu padat karya untuk dilakukan. Benar, para peneliti kualitatif tetap berada di "latar/area" untuk waktu yang lama dan melakukan wawancara serta observasi yang padat karya. Untuk menyalin wawancara kualitatif, misalnya, juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk kemudian menganalisis transkripsi secara teliti juga membutuhkan waktu. Tetapi sekarang sudah ada teknologi untuk membantu peneliti kualitatif. Sudah ada program terjemahan suara, selain program perangkat lunak analisis data kualitatif. Alat-alat ini setidaknya akan menghemat waktu yang dibutuhkan untuk fase yang lebih padat karya dari bentuk penelitian ini. Ringkasan Jadi, keterampilan yang saya tulis dalam bab ini adalah untuk mengetahui bagaimana para peneliti kualitatif berpikir, dan untuk menyampaikan karakteristik penting dari penelitian kualitatif. Dengan mengetahui karakteristik ini, Anda akan mampu mendefinisikan penelitian kualitatif ketika Anda perlu mempertahankan pilihan metodologi penelitian Anda dan untuk mengevaluasi apakah Anda memiliki studi kualitatif yang baik. Selain itu, Anda juga akan memiliki kepercayaan diri untuk terlibat dalam studi kualitatif. Kegiatan Apakah Anda sekarang memiliki gambaran tentang bagaimana peneliti kualitatif mungkin berpikir tentang gambar kapal? Salah satu kegiatan tindak lanjutnya adalah menyusun kembali tentang pernyataan awal Anda tentang gambar kapal dan mencoba menggabungkan karakteristik penelitian kualitatif sebanyak mungkin. Atau, Anda dapat memilih gambar lain — sesuatu yang memiliki pemandangan panoramik — dan menggambarkannya dari cara berpikir kualitatif. Ketika seseorang bertanya kepada Anda, "Apa makna penelitian kualitatif?" Anda memiliki daftar karakteristik utama yang dapat Anda ceritakan kepada mereka. Atau, Anda dapat menyodorkan sebuah gambar dan menjelaskan bagaimana seorang peneliti kualitatif berpikir tentangnya. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

3Cara Berpikir Seorang Peneliti 4 Syarat-Syarat Penelitian 5 Tujuan Penelitian 6 Kriteria-Kriteria Seorang Peneliti 6.1 1. Daya nalar 6.2 2. Orisnalitas 6.3 3. Daya ingat 6.4 4. Kewaspadaan 6.5 5. Akurat 6.6 6. Konsentrasi 6.7 7. Dapat bekerja sama 6.8 8. Kesehatan 6.9 9. Semangat 6.10 10. Pandangan moral Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli

Dalam melakukan penelitian tidaklah semudah membalik telapak tangan, karena hal itu berkaitan dengan kemampuan dari seorang peneliti itu sendiri. Aktivitas penelitian membutuhkan suatu kemampuan atau keterampilan baik dari tahap pengumpulan data, analisis data sampai pada hasil laporan Berpikir, Kemampuan dan Syarat Menjadi Seorang Peneliti. Sumber. itu pembahasan kali ini akan mencoba menguraikan tentang syarat-syarat seseorang menjadi peneliti, sikap-sikap, cara berpikir seorang peneiliti dan kemampuan-kemampuan yang harus dimilki oleh seorang Menjadi Seorang PenelitiApa saja syarat-syarat untuk menjadi seorang peneliti? Untuk dapat melaksanakan penelitian dengan baik ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Menurut Jajah Koswara, 1992 sayarat itu bisa kita permudah dalam ingatan yang dimulai dengan huru "I", yaitu akan diuraikan sebagai berikutIntelligence Kecerdasan Pada zaman sekarang kecerdasan merupakan kemampuan dan potensi individu yang dimiliki. Potensi tersebut harus dikembangkan melalui proses berfikir secara ilmiah. Kecerdasan merupakan kekuatan yang mampu untuk mengendalikan kehidupan baik dirinya maupun kehidupan lingkungan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Interest PerhatianKeinginan tahu yang sepesifik dan mendalam atas bidang penelitian. Peneliti harus mempunyai kemampuan untuk menemukan suatu fenomena-fenomena. Fenomena tersebut bisa ditemukan apabila seseorang mempunyai perhatian terhadap kejadian di lingkungan dan dunia kerjanya. Imagination ImajinasiJadilah pemikir yang orisinil dan penghayal. Kemampuan nalar merupakan faktor utama untuk menghasilkan suatu karya ilmiah. Kemampuan nalar bukan diperoleh dari sifat dan keturunan, tapi dapat dimiliki dengan cara keterlatihan dan InisiatifMulai dari sekarang jangan menunggu orang lain atau mencari-cari alasan untuk memulai sesuatu. Seorang peneliti harus mempunyai kemampuan untuk berpikir lebih maju. Peneliti harus banyak ide dan tidak takut untuk menuangkan ide tersebut walau orang lain membatah ide yang dikemukakan. Kebenaran suatu ide akan terbukti apabila sipeneliti mampu membuktikan secra empirik. Information InformasiKumpulkan keterangan dan hasil penelitian terdahulu. Apabila ingin menjadi peneliti, maka si peneliti harus mempunyai kemampuan untuk mencari informasi. Baik dari hasil pemikiran orang lain maupun pendapat dari pembuat kebijakan. Semuanya itu merupakan sumber informasi untuk pengkayaan kemampuan nalar si Daya CiptaPeralatan yang tepat belum tentu tersedia. Usahakan untuk menciptakannya sendiri bila perlu. Kemampuan daya cipta yang dimaksud adalah, bagaimana sipeneliti bisa menemukan ide dan peralatan untuk mendukung suatu karya ilmiah. Daya cipta tersebut bisa dalam bentuk model, prototip, kebijkan, atau dan jangan segan-segan untuk menggunakan kedua tangan atau bagian fisik lainnya. Peneliti merupakan pekerja yang tidak mudah putus asa. Peneliti merupakan produser karya ilmiah. Hasil pemikiran peneliti akan menjadi sumber ide bagi orang lain dan produknya akan dimanfaatkan oleh observation Pengamatan yang Intensif Seorang peneliti akan selalu mengamati kejadian-kejadian di sekitarnya. Kejadian tersebut merupakan sumber ide baru untuk diteliti. Hiduplah dengan penelitian saudara, kerjakan pengamatan harian dan waspadalah terhadap hal-hal yang tidak kejujuran Diperlukan secara mutlak, janganlah membohong diri sendiri. Kejujuran merupakan modal utama bagi si peneliti ilmiah. Apabila si peneliti tidak jujur dalam karya ilmiahnya, maka sipeneliti tersebut bukan saja membohongi dirinya, tapi dia telah membohongi masyarakat ilmiah. Hasil pemikiran yang bohong mungkin saja dimanfaatkan bagi pembuat kebijakan, tentu saja kebijakan yang dihasilkan tidak akan berhasil karena dimulai dari informasi yang enthusiasm Antusiesme yang Meluap-LuapCeritakan penelitian saudara kepada yang lain dengan cara yang menarik. Tugas seorang peneliti adalah meneliti, melaporkan sebagai pertanggung jawaban ilmiah, mempublikasikan. Indefatigable write penulisan yang tidak mudah putus asaPenelitian baru menjadi ilmu pengetahuan jika hasilnya sudah dipublikasikan. Hasil penelitian tidak akan diketahui oleh orang lain kalau tidak dipublikasikan. Sikap Seorang Peneliti Seorang peneliti harus memiliki sikap yang khas dan kuat dalam penguasan prosedur dan prinsip-prinsip dalam penelitian. Sikap-sikap yang harus dimiliki dan dikembangkan seorang peneliti dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikutObjektif, faktual, yaitu peneliti harus memiliki sikap objektif dan peneliti memulai pembicaraanya berdasarkan fair, responsible, yaitu peneliti harus bersikap terbuka terhadap berbagai saran, kritik, dan perbaikan dari berbagai kalangan. Begitu pula peneltii harus bersikap wajar, jujur dalam pekerjaanya, serta dapat mempertanggungjawabkan semua pekerjaanya secara wanting to know, yaitu peneliti harus memiliki sikap ingin tahu terutama kepada apa yang diteliti dan senantiasa haus akan pengetahuan-pengetahuan baru. Intinya adalah orang-orang yang peka terhadap informasi dan always, yaitu peneliti harus memiliki daya cipta, kreatif, dan senang terhadap critically, systematically, yaitu peneliti adalah orang yang memiliki wawasan, mempunyai kemampuan kritis, dan dapat berfikir to create, innovative, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan mencipta karena harus selalu menemukan atau membuat penemuan-penemuan affectivity, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan memengaruhi pihak lain dengan komunikasi to identify and formulate problem clearly, yaitu mampu mengenal dan merumuskan masalah dengan a problem in wider context, yaitu mampu melihat suatu masalah dalam konteks yang luas karena suatu masalah biasanya tidak berdiri Berpikir Seorang PenelitiMenurut Siyoto dan Ali Sadik, 2015 cara berpikir seorang peneliti yang pertama adalah berpikir skeptis, artinya seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan tidak mudah percaya.Kedua berpikir analisis, artinya peneliti harus selalu menganalisi setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi. Ketiga berpikir kritis, artinya seorang peneliti mulai dari awal hingga akhir kegiatan, penelitian dilakukan berdasarkan cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu sisi lain cara berpikir seorang peneliti menurut Bungin, 201524 adalah objektif, faktual, open, fair, responsible, curious wanting to know dan inventive always. Hal ini akan diuraikan sebagai berikutObjektifSeorag peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dan fakta yang ada. Untuk menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai atas apa yang ada di data yang diperoleh di lapangan dan tidak memasukkan pendapat pribadi yang dapat mengurangi dari keabsahan hasil penelitiannya tidak boleh subjektif.KompetenSeorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh, bukan berdasarkan observasi, harapan, atau anggapan yang bersifat abstrak. Selain itu, seorang peneliti juga diharapkan memiliki pola pikir yang mendukung tugas-tugas mereka. Cara berpikir yang diharapkan dari seorang peneliti adalah sebagai berikut. Open, fair, responsibleArtinya peneliti harus bersikap terbuka terhadap berbagai saran, kritik, dan perbaikan dari berbagai kalangan. Begitu pula peneliti harus bersikap wajar, jujur dalam pekerjaannya serta dapat mempertanggung jawabkan semua pekerjaannya secara Wanting to knowArtinya peneliti harus memiliki sikap ingin tahu terutama kepada apa yang diteliti dan senantiasa haus akan pengetahuan-pengetahuan baru. Berarti peneliti adalah orang-orang yang peka terhadap informasi dan alwaysArtinya seorang peneliti harus memiliki daya cipta, kreatif, dan senang terhadap PenelitiSeorang peneliti memang sudah seharusnya mempunyai syarat atau ciri-ciri yang harus dimilki seperti sikap dan cara berpikir, sebagaimana yang sudah dikemukakan di atas. Tentunya hal itu akan menjadi kemampuan peneliti ketika melakukan penelitian, adapun beberapa syarat kemampuan peneliti lainnya akan diuraikan sebagai berikutThink, critically, systimatically, yaitu peneliti adalah orang yang memiliki wawasan, memiliki kemampuan kritik, dan dapat berpikir to create, innovate, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan mencipta karena harus selalu menemukan atau membuat penemuan-penemuan affectivity, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan memengaruhi pihak lain dengan komunikasi to identify and formulate problem clearly, yaitu mampu mengenal dan merumuskan masalah dengan a problem in wider context, yaitu peneliti mampu melihat suatu masalah dalam konteks yang luas karena suatu masalah biasanya tidak berdiri uraian tentang cara berpikir, sikap yang dikatakan sebagai syarat sesorang menjadi peneliti tidaklah dipahami sebagai hal yang baku. Karena kemungkinan masih banyak syarat lain yang juga dikemukakan oleh penulis maupun para ahli yang sisi lain setiap seseorang melakukan penelitian syarat-syarat tersebut adakalanya harus sesuai dengan pendekatan yang digunakan, seperti kuantitatif dan kualitatif. Misalnya, dalam penelitian kita telah mengetahui bahwa ada paradigmanya dan di sisi lain setiap pendekatan seperti studi kasus, grounded theory, fenomenologi dan lainnya mempunyai ciri khas penelitian yang berbeda-beda. Sehingga perlu disesuakian saja dengan hal Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Cetakan Kedua. PRENADAMEDIA GROUP, Koswara, 1992. Pengaruh Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kalium terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis seleksi Darmaga 2 SD2. Pert. I. IPB. Sandu, Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Cetakan Pertama. Literasi Media Publishing, Yogyakarta.

1 Apatis 2. Skeptis 3. Analitis 4. Terbuka 5. Manipulatif Cara berpikir yang harus dimiliki seorang peneliti ditunjukkan nomor. A. 1, 3, dan 4 D. 3, 4, den 5 B. 2, 3, dan 4 E. 1, 3, dan S C. 2, 3, den 5 Iklan Jawaban terverifikasi ahli hendrap B. 2, 3, dan 4 Cara berpikir yang harus dimiliki peneliti adalah: Skeptis.
Berikut ini adalah cara berpikir yang harus dimiliki oleh seorang peneliti. Skeptis. Peneliti harus selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan. la tidak boleh percaya begitu saja pada suatu hal tanpa adanya penjelasan atau bukti-bukti yang masuk akal. Analitis. Peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi. Kritis. Peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat Jujur. Seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data . Terbuka. Seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya. Dengan demikian, maka jawaban yang tepat adalah A.
DThEAKs. 66 416 63 435 402 459 222 214 425

cara berpikir yang harus dimiliki seorang peneliti ditunjukkan nomor